Sejarah Desa
<h1 style="text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><b><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">SEJARAH DESA BONGKASA</span></span></span></b></span></span></span></h1> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Dalam rangka menyusun rangkaian peristiwa sejarah perlu adanya data data pendukung yang pasti, baik berupa bukti – bukti sejarah, maupun presasti presasti, serta saksi saksi yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam rangkaian sejarah tersebut.  Disamping itu  informasi dan fakta sejarah dapat pula diambil dari penuturan atau penyampaian  informasi terjadinya suatu rangkaian peristiwa sejarah  dari para pelaku sejarah, yang dituturkan secara turun temurun kepada generasi penerus yang kemudian menjadi penglingsir desa.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Dengan minimnya data dan fakta sejarah yang kami miliki di Desa B</span></span></span><span style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">ongkasa</span></span></span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">  ini, maka penyusunan sejarah Desa B</span></span></span><span style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">ongkasa</span></span></span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style=""> ini kami dasari atas penuturan dari penglingsir Desa, yang informasinya didapatkan dari  para pelaku sejarah Desa, yang dituturkan secara turun temurun. Tentunya dengan sistim ini mengandung kelemahan, sehingga validitasnya tidak dapat dipastikan oleh karena data pendukungnya sangat minim. Untuk itu melalui kesempatan ini kami mohon kepada semua pihak, untuk dapat membantu kami dalam penyempurnaan sejarah Desa B</span></span></span><span style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">ongkasa</span></span></span><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style=""> ini.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Konon dahulu kala daerah ini masih merupakan hutan belantara dan semak- semak yang tanahnya berpalung – palung, pada saat ini dibawah kekuasaan Raja Mengwi yang batas timurnya adalah sungai ayung. Pada tahun 1600 M Raja Mengwi mengutus orang kepercayaannya yang bernama I Gede Geredegan dan I Made Tanggu untuk merabas daerah sebelah barat sungai ayung, utusan tersebut tidak berani menolak tugas yang merupakan perintah langsung Raja Mengwi. I Gede Geredegan dan I Made Tanggu melakukan tugas menuju tanah sebelah barat sungai ayung dengan mengambil lokasi disebelah barat Pura Sima yang ada sekarang.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">I Gede Geredegan dan I Made Tanggu pekerjaannya hanya merabas hutan sambil menanam tanaman yang bisa dinikmati, tetapi sayangya mereka tidak mengajak istrinya sehingga tidak menumbuhkan anak sebagai keturunan (sentan). Kendatipun demikian dia tetap bertahan (teguh dalam hutan atau wana) sehingga tempat tersebut diberi nama TEGUH WANA dan lama kelamaan menjadi TEGUAN.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">I Gede Geredegan  dan I Made Tanggu membagi tugas dengan kesepakatan I Gede Geredegan kembali ke Puri Mengwi untuk melaporkan hasil pekerjaan atau tugas yang diembannya dan I Made Tanggu dengan setianya menunggui batas timur kerajaan Mengwi,tak lama kemudian ada berita bahwa Permaisuri atau istri Raja Mengwi mengalami sakit keras dan pada saat itu keadaan terpaksa   Raja Mengwi  mengundang para Pendeta dan para Dukun atau  Tabib yang ada di Istana maupun yang ada di luar Istana untuk memberikan pertolongan mengobati Isteri Raja Mengwi  namun satupun tidak ada yang berhasil untuk mengobati Isteri Raja Mengwi .Kabar berita itu telah tersebar kesegala penjuru hingga sampai kedaerah Manuaba di Gianyar, kala itu berita didengar oleh orang tua Jero Ketut Tangsub dan segera orang tua Jero Ketut Tangsub, mengutus Jero Ketut Tangsub untuk berangkat ke Puri Mengwi untuk memberi pertolongan atau pengobatan kepada Isteri  Raja Mengwi.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Jero Ketut Tangsub tidak berani menolak apa yang diberitahukan oleh ayahnya dan segera berangkat ke Puri Mengwi dengan peralatan berupa sebuah tas yang terbuat dari <i>Ate .</i>yang sering disebut dengan <i>Kompek Gandek</i> yang berwarna warni, sehingga baik dipandang yang dilengkapi dengan isinya antara lain : sirih, kapur, pinang, tembakau dan tempat penumbuknya (pengelocokan) yang berguna untuk camilan penghangat mulut serta dapat dimanfaatkannya sebagai sarana didalam melakukan pengobatan.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Dalam perjalanannya banyak rintangan – rintangan yang ditemui tetapi dapat diatasi, setelah sampai didepan puri Mengwi kelihatan masyarakat serta para patih sibuk keluar masuk Puri Mengwi, karena para resi dan pandita Kerajaan serta dukun yang ahli dalam pengobatan sudah pada berdatangan, guna meladeni para Rsi, Pandita Kerajaan dan para Dukun untuk melakukan pengobatan demi sembuhnya Istri Ratu Mengwi, dengan mengucapkan beraneka ragam japa mantra pengobatan (Usada) para Rsi dan Pandita kerajaan serta para dukun dengan khusuknya mengucapkan japa mantra untuk meminta restu pengobatan agar istri Raja  Mengwi sembuh. Pada saat bersamaan dibawah pohon beringin ada seorang pedagang rujak yang sedang asyiknya berjualan dan Jero Ketut Tangsub tiba dijaba Puri Mengwi dan bertanya kepada pedagang rujak “Ibu pedagang rujak, berapakah dapat ongkos orang–orang yang berkeliaran keluar massuk Puri itu?“. Mendengar perkataan itu rasanya terlalu mengejek, lalu pedagang rujak melapor kepuri kepada para Patih dari Raja Mengwi, mendengar laporan tersebut semua Patih Raja Mengwi menjadi marah dan ingin membunuh orang tersebut (Jero Ketut Tangsub).</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Jero Ketut Tangsub dipanggil menghadap ke Puri oleh para Patih dan dipaksa untuk menjelaskan apa maksud kata – kata “ Berapakah dapat ongkos orang – orang yang berkeliaran keluar masuk Puri itu “dengan tenangnya Jero Ketut Tangsub menjawab“ maksud hamba apakah orang yang berhasil mengobati Istri Raja Mengwi hingga sembuh mendapatkan imbalan“  tanpa memberikan jawaban para patih langsung menyuruh Jero Ketut Tangsub mengobati Istri Raja Mengwi yang sakit supaya sembuh, kalau tidak mau Jero Ketut Tangsub akan dibunuh oleh para Patih Mengwi.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Dengan wajah berseri–seri Jero Ketut Tangsub mengikuti para Patih ketempat dimana Istri Raja Mengwi, setibanya diruangan Istri Raja Mengwi dalam keadaan sakit tergolek lemas, dengan melihat keadaan yang demikian Jro Ketut Tangsub minta ijin untuk mengobatinya, dengan kekuatan bathinnya Jero Ketut Tangsub mengeluarkan sebuah Gandek/Tas ate sebagai serana pengobatan dan diciptanya sebagai balai Pemujaan (Pawedan), isi dari Tas/Gandenya dicipta sebagai perlengkapan untuk melakukan Japa Mantra dan Jero Ketut Tangsub memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberkati mengobati Istri dari Raja Mengwi. Setelah melakukan Pemujaan Jero Ketut Tangsub mohon ijin kepada Raja Mengwi agar diijinkan untuk melakukan pengobatan dengan cara pembersihan yang menggunakan sarana air yang telah disucikan untuk dipercikan keseluruh badannya Istri Raja Mengwi, setelah dipercikan air suci tiba–tiba Istri Raja Mengwi bisa terbangun dan tidak merasakan lemas dan mengatakan sembuh kepada Raja Mengwi.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Dengan sembuhnya Istri Raja Mangwi, Jero Ketut Tangsub menerima berkah dari  Raja Mengwi  berupa secutak tanah dengan tempat yang dipilih oleh Jero Ketut Tangsub seluas 10 Ha, setelah selesai tugas yang dilaksanakannya dan telah selesai pula semua pembicaraan dengan Raja Mengwi,  Jero Ketut Tangsub mohon pamit kepada Raja Mengwi guna mencari tempat yang diberikan oleh Raja Mengwi, pada saat itu Raja Mengwi memerintahkan I Gede Geredegan dan Istrinya untuk mengikuti dan selalu mendampingi Jero Ketut Tangsub dalam keberangkatannya menuju kearah timur, dalam perjalannya Jero Ketut Tangsub sambil memegang sehelai daun lontar, setibanya didaerah ketinggian Jero Ketut Tangsub memandangi kearah timur dan dilihatnya suatu pertanda seberkas sinar merah keemasan yang penuh dengan hawa kesucian yang dirasakan oleh Jero Ketut Tangsub dan I Gede Geredegan. Pada sebuah ketinggian Jero Ketut Tangsub duduk beristirahat dengan memegang gandek yang dibawanya sambil membuat sebuah geguritan pupuh ginada bebungklingan yang disurat pada sehelai daun lontar yang telah dibawannya :</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Ada kidung anyar teka, </span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Mijil saking rangde langit</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Kawi muda kapupungan, Sira lajua mintar kidung</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Iseng – isengan manyurat,  Anggen nyarwi</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Ban ibuk larane liwat.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Setelah membuat beberapa bait geguritan Jero Ketut Tangsub langsung menuju tempat yang terdapat sinar merah keemasan itu, sambil mengupas ciri – ciri sinar yang dilihatnya, sehingga ciri – ciri  tersebut diartikan Rangde Langit yaitu sinar merah keputih – putihan yang muncul dari langit yang mana dalam bahasa balinya mengandung arti Bang Akasa, disebutlah daerah ini Bangkasa yang kemudian lama kelamaan orang – orang mengatakannya Bongkasa yang sekarang ini disebut dengan Desa Bongkas Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Propinsi Bali.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Dengan kesuburan tanahnya dan keamanan yang sangat menjanjikan maka lama kelamaan daerah ini banyak pendatangnya, yaitu Pengembungan berasal dari Pengembungan Tabanan, Kedewatan berasal dari Kedewatan Gianyar, Tanggayuda berasal dari Tanggayuda Gianyar, Sayan berasal dari Sayan Gianyar, Kambang berasal dari Samuan Carangsari, Kutaraga berasal dari Punggul dan Pengembungan, Tohpati berasal dari  Kambang dan Samuan Carangsari.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Saat ini Desa Bongkasa didukung oleh sepuluh Banjar Dinas yaitu :</span></span></span></span></span></span></p> <ol> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Kedewatan berasal dari Kedewatan Gianyar (Icaka 1655 / 1733  M)</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Tanggayuda berasal dari Desa Tanggayuda Gianyar</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Sayan Agung berasal dari Desa Sayan Gianyar</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Sayan Tua berasal dari Desa Sayan Gianyar</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Pengembungan Sari  berasal dari Banjar Pengembungan Bongkasa</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Teguan berasal dari Teguh Wana</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Pengembungan berasal dari Pengembungan Tabanan</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Kambang berasal dari Desa Samuan Carangsari</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 0cm 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Kutaraga berasal dari Banjar Pengembungan dan Desa Punggul</span></span></span></span></span></span></li> <li style="margin: 0cm 0cm 10pt 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Tohpati berasal dari Banjar Kambang Desa Bongkasa</span></span></span></span></span></span></li> </ol> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Disamping itu Desa Bongkasa mengayomi dua Desa Adat yaitu Desa Adat Bongkasa  dan Desa Adat Kutaraga.</span></span></span></span></span></span></p> <ol style="list-style-type:upper-roman"> <li style="margin: 0cm 0cm 10pt 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Desa Adat Bongkasa didukung oleh sepuluh banjar adat antara lain:</span></span></span></span></span></span> <ul> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Karangdalem I</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Kambang</span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Pengembungan</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Teguan</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Pengembungan Sari</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Sayan Tua</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Sayan agung</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Tanggayuda</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Kedewatan</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type: none;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Tegalkuning</span></span></span></span></span></span></span></li> </ul> </li> <li style="margin: 0cm 0cm 10pt 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Desa Adat Kutaraga berposisi disebelah selatan Desa Adat Bongkasa yang didukung oleh 2 banjar adat antara lain:</span></span></span></span></span></span> <ul> <li style="list-style-type:none"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Kutaraga</span></span></span></span></span></span></span></li> <li style="list-style-type:none"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="tab-stops:list 36.0pt"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Banjar Adat Tohpati</span></span></span></span></span></span></span></li> </ul> </li> </ol> <p style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:150%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="IN" style="font-size:12.0pt"><span style="line-height:150%"><span bookman="" old="" style="">Demikianlah sekelumit sejarah singkat Desa Bongkasa ini dapat kami sampaikan, mudah mudahan ada manfaatnya. Tentunya sejarah ini masih jauh dari sempurna karena tidak didukung oleh data dan fakta sejarah yang akurat, hanya berdasarkan penuturan dari sesepuh Desa, yang diketahuinya melaui penuturan secara turun temurun. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami mohon bantuan semua pihak untuk dapat menyempurnakan sejarah Desa Bongkasa ini, yang telah dijadikan pedoman dalam pembuatan lambang Desa Bongkasa yang digunakan dalam administrasi Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa Bongkasa</span></span></span></span></span></span></p>
25 May 2021